Tumpukkan cucian kotor juga masih terbengkalai. Kemarin baru sempat mampir ke tempat laundy kiloan dan ternyata sudah mencapai berat 7kg. Untuk harga per-kilo yang 5000 rupiah, berarti sekitar 35 ribu saya harus bayar untuk jasa pencucian itu. Saya memang belum bisa mencuci sendiri karena masih harus menyesuaikan dengan perbedaan waktu berangkat dan pulang kantor yang lumayan drastis. Juga belum memiliki jemuran untuk dapat menjemur pakaian yang akan saya cuci nantinya. Harga jemuran ukuran besar itu ternyata lumayan. Sedangkan keuangan saya sudah menipis. Masih harus memikirkan untuk hidup sampai gajian bulan depan. Jadi.. saya mungkin akan bertahan dengan mencari cara mengakali cara menjemur pakaian yang akan di cuci.
Beberapa barang sisa pindahan kemarin masih harus banyak dirapihkan. Tembok rumah yang masih benar-benar baru ternyata sulit ditembus dengan paku. Padahal saya memerlukan untuk menambahkan gantungan baju di tembok, juga di belakang pintu. Setidaknya, agar tumpukan pakaian yang masih bisa dipakai tidak begitu saja terbengkalai di antara tumpukan barang lainnya. Bisa jadi sarang nyamuk. Jadi, saya masih harus beberes.
Saya juga harus bangun lebih pagi. Biasanya jam delapan kurang saya masih bisa santai-santai, kini setelah shubuh saya harus mulai siap-siap untuk balapan dengan macetnya jalan tol ibukota. Maklum, para pengais rejeki kebanyakkan semua dari luar jakarta, sehingga arus pekerja menjadi padat di jalan tol. Paling tidak, pukul tujuh pagi saya sudah harus berada di tol karang tengah, kalau tidak, bisa semakin tersendat jalur saya menuju kantor. Dan akan membuat saya frustrasi sampai ke kantor.
Kemarin saya nyasar ketika akhirnya mencoba naik angkutan umum untuk pertama kalinya setelah sekian lama seliweran dengan motor. Dan itu membuat saya harus merogoh kocek lumayan untuk dapat digunakan menyewa ojek sampai ke kantor. Yah.. namanya juga baru. Dan untungnya teman sekantor saya ada yang bawa kendaraan. Jadi paling tidak sampai dua minggu kedepan saya bisa sedikit mengirit ongkos dan menghindari bersungut-sungut terjebak macet di jalan. Tapi tetap saya harus bangun pagi. Mungkin akan menjadi sebuah kebiasaan. Saya jadi berasa anak sekolah lagi.
Pindahan kali ini memang membuat saya jadi harus banyak melakukan penyesuaian. Jam tidur dan bangun yang harus diatur ulang, penyiasatan keuangan yang lebih cermat, juga hal - hal remeh lainnya seperti bersih-bersih area rumah. Tapi saya cukup bersyukur. Setidaknya sekarang saya benar-benar menempati yang disebut rumah, meski barang utama yang bisa saya banggakan baru kulkas, tempat tidur, dan TV. Buat saya cukuplah..
Source |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar