Saya adalah saya. Bukan siapapun. Kadang saya bisa begitu gembira
tanpa sebab, lalu menyendu juga tanpa sebab. Karena saya adalah saya.
Tak peduli orang akan berkata apa, karena hanya saya yang mampu menjaga
hati saya, bukan siapapun. Saya tak punya sahabat, karena berkali-kali
luka karenanya. Maka saya hanya memiliki teman. Mungkin lebih baik
seperti itu. Saya ini sebatang kara, meskipun memiliki keluarga. Karena
itulah perasaan saya.
Saya keras kepala. Hanya untuk beberapa hal dimana saya harus mempertahankan pendapat saya. Tentu bukan remeh temeh. Karena seberapa kerasnya saya, saya tetaplah gadis cengeng yang berpura-pura untuk kuat. Dan terkadang saya melemah. Serta tak berdaya.
Maka ketika saya menulis, itulah hal yang mampu menyeimbangkan perasaan saya. Semua sedih, senang, susah, gembira, tangis, tawa, pahit, manis, takut, berani, dan berbagai macam perasaan lain yang dapat saya rasakan adalah dalam tulisan ini. Dan lega rasanya bila menulis. Karena dalam deretan huruf inilah saya tidak pernah merasa dihakimi, ataupun disalahkan. Terlihat egois? Tentu saja, bukankah itu menunjukkan bahwa saya juga manusia sama seperti kalian.. Kita sama, hanya saja dengan perspektif dan pemahaman yang berbeda dengan suatu hal, atau banyak hal.
Maka ketika beberapa tulisan saya tidak memperbolehkan untuk dikomentari, adalah saat ketika saya benar-benar hanya ingin 'didengar'. Tanpa perlu mendengar pendapat kalian. Ketika itulah saya benar-benar tengah egois, ataupun ketakutan. Dan perlindungan saya terakhir adalah tenggelam dalam deretan huruf ini. Dengan saya sendiri.
Luv,
Mevi
Saya keras kepala. Hanya untuk beberapa hal dimana saya harus mempertahankan pendapat saya. Tentu bukan remeh temeh. Karena seberapa kerasnya saya, saya tetaplah gadis cengeng yang berpura-pura untuk kuat. Dan terkadang saya melemah. Serta tak berdaya.
Maka ketika saya menulis, itulah hal yang mampu menyeimbangkan perasaan saya. Semua sedih, senang, susah, gembira, tangis, tawa, pahit, manis, takut, berani, dan berbagai macam perasaan lain yang dapat saya rasakan adalah dalam tulisan ini. Dan lega rasanya bila menulis. Karena dalam deretan huruf inilah saya tidak pernah merasa dihakimi, ataupun disalahkan. Terlihat egois? Tentu saja, bukankah itu menunjukkan bahwa saya juga manusia sama seperti kalian.. Kita sama, hanya saja dengan perspektif dan pemahaman yang berbeda dengan suatu hal, atau banyak hal.
Maka ketika beberapa tulisan saya tidak memperbolehkan untuk dikomentari, adalah saat ketika saya benar-benar hanya ingin 'didengar'. Tanpa perlu mendengar pendapat kalian. Ketika itulah saya benar-benar tengah egois, ataupun ketakutan. Dan perlindungan saya terakhir adalah tenggelam dalam deretan huruf ini. Dengan saya sendiri.
![]() |
Source |
Luv,
Mevi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar