Yah.. marahlah jika memang kau mau marah. Atau mencibir, atau sinis? Atau bahkan mengamuk? Kau juga tahu bahwa ketika aku menjadi apatis, aku akan mendalami peranku sepenuhnya. Tidak mengerti? Ah.. kau memang bodoh!
Jadi waktu itu aku sok menasehatimu bahwa kau harusnya jangan terburu-buru, tak perlulah berlari ketika berjalan lebih menyehatkan. Kau kan senangnya lari, atau jika ingin berhati-hati, yang kau lakukan adalah merangkak, alih-alih berjalan. Maka.. ketika semua orang berjalan cepat, kau malah tertinggal cukup jauh, dan ketika mereka tengah berjalan, kau malah merayap. D'oh!
Memang sengaja, aku ingin meledekmu. Ingin mencandaimu. Kau sih menghilang begitu saja. Oops! Aku lupa. Aku kan yang mengusirmu. Weekkk!!!
Peace ah! Source |
_________________
"Jalan terus saja Jo,jangan lari karena kau mungkin akn melewatkan banyak hal menarik.kalau ada kerikil tendanglah,kalau batu,lompatilah,kalau ndak bisa,mintalah bantuanku tuk membantu mengangkat dan menyingkirkannya semampuku.kecuali memang sudah tidak bisa lagi jalan karena kau tidak mau atau mungkin lelah,duduklah,minum,makan,atau hanya sekedar memperhatikan orang berlalu lalang d depan kita...kita bicara,bicara saja apapun yg ingin d bicarakan.tertawa...dan kemudian menyadari kebodohan diri sendiri,lalu tertawa..kita sudah langsung menangis saat dilahirkan,kenapa terus-terusan jadi 'menangis' saat tertawa lebih menyenangkan?."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar