Senin, 21 November 2011

I give you back the words

carut-marut bayangan itu makin sering menghampiri kolam kenanganku. Mencari diantara banyaknya gambar yang tersimpan didalamnya. Namamu, seseorang yang telah lama menjadi tempatku mencurahkan percaya. Dulu. Bahkan jauh ketika aku belum mengenal seperti apa itu dunia dimana para gadis menjadi wanita. Dewasa.

Aku menelusup mencari bayanganmu. Mendikte segala yang kubisa temukan. Kata, yang lebih baik dari yang kupunya sekarang. Sahabat. Gemerisik suara yang tiba-tiba lebih kencang dari percik air hujan yang menetesi genting rumah.. mulai membuatku mempertanyakan.

Apakah kau yang nyata-nyata menabuh genderang itu begitu kencang? Mengapa hati ini begitu goyah? Kaukah itu yang dulu selalu menemaniku bertukar kisah tentang apapun? Ataukah gemerisik itu nyata-nyata suaramu yang memperdengarkanku alunan nada dusta? Kucoba pejamkan mata, mencari kembali dalam kolam kenanganku. Dirimu dalam sikapmu. Sikapmu dalam tutur katamu. Tak terlihat jelas. Semua memburam dalam sudut pandangku yang biasa.

Aku mulai meraba. Benarkah itu yang kau tasbihkan dalam lisan bahwa kau akan disana? Lalu mengapa aku seperti tak melihatmu utuh? Mengapa ini ragu yang kemudian mengambil alih tingkat kesadaranku? Ketika nyata-nyata kalimat yang kau tunjukan padaku berbanding terbalik dengan tanganmu yang tak kunjung terulur? Kalimat itu, bagaimanapun ingin kukembalikan padamu..

"Masihkan kau menjadi sahabatku?" 

Source
_________

Tulisan ini mengendap cukup lama dalam draft, menunggu untuk di publish. Saya sedang tidak bisa banyak menulis, dan sedang tidak kreatif. Jadi tulisan dari draft ini yang saya posting. :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...