Kamis, 30 Agustus 2012

Jelas bukan saya

Jadilah saya yang lagi-lagi paling tidak tahu semua topic yang tengah di perbincangkan. Topic yang semua orang tiba-tiba jadi membuat saya mengernyitkan kening dan bertanya dalam hati: pada ngomongin apa ini?
Saya yang tidak heboh ini, yang tidak suka bergunjing, yang memilih untuk lebih banyak memberi tanggapan positif ketimbang tanggapan lebay mengenai hal-hal yang jadi tiba-tiba jadi topic hangat.. merasa terkucil. Yah, nasib wanita kuper seperti saya ya begini ini. Tidak jarang hanya jadi salah satu personel penggembira. Yang keberadaannya bahkan kadang baru disadari ketika saya sudah tidak ada lagi. Atau mungkin bahkan tidak pernah akan disadari sama sekali.

“Eh, itu dari tadi Vi ternyata duduk disitu ya?”

Padahal saya sudah duduk disana sejak sejam yang lalu. Dan mereka baru menyadari bahwa saya ada disana hanya karena saya tidak ikut cekakak-cekikikan bercanda nggak jelas dan tidak heboh seperti halnya mereka. Saya yang lebih senang diam dan mengikuti obrolan jika memang bukan sekadar gossip, bergenit-genit ria menggoda para pria yang lewat, dan beramah-tamah yang tidak jelas. Begitulah.

Maka saya sudah dipastikan tidak akan laku untuk memiliki teman dengan pikiran sempit seperti mereka yang tahunya hanya menghabiskan uang yang dimiliki dengan pergi nonton setiap selesai gajian, makan mewah begitu terima gaji, ataupun mejeng di mall menghabiskan uang dengan belanja barang mewah. Itu bukan saya.

Dan mengenai obrolan ngalor ngidul nggak jelas yang berisi kejelekan orang lain, kelemahan orang lain, ataupun segala hina dina yang ditujukan pada orang yang mereka benci sama sekali tidak menarik buat saya. Topik seperti itu bukankah topic anak sekolahan jaman dahulu yang masih belum merasakan bahwa kehidupan bukan hanya berisi hal-hal remeh macam itu. Maka saya tentu tidak akan termasuk ke dalam pertimbangan mereka untuk diajak berkomunikasi. Karena saya tidak asyik. 

Saya tidak bisa tertawa begitu kerasnya seolah-olah saya sedang berada dirumah saya sendiri dengan orang-orang yang berasal dari satu muhrim dengan saya.  Apalagi bergenit ria dengan alasan beramah-tamah dengan pria-pria yang beredar di sekitar tempat saya berada, bahkan pada mereka yang sama sekali tidak saya kenal. Saya bukan orang yang semudah itu mengumbar ‘keramahan’. Jelas bukan saya.

Sayangnya.. lingkungan saya seperti itu. Dan ketika saya memutuskan untuk menyingkir, aka nada orang-orang baru yang menambah daftar ketidakberesan sikap yang terjadi. Sayangnya.. itulah lingkungan saya.


HAHAHA!
Source

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...