I do believe
That you’ll be happy someday
Without me, or with the other one
But you will always have me
As everything
-Mine-
Happy birthday..
Wherever you are
…
Aku pernah membaca kalimat itu pada salah satu media
jejaring sosial dimana kau pernah aktif. Saat itu, aku belum begitu mengenalmu.
Tapi kita sudah banyak berbincang. Tentang apapun, mengenai buku. Karena satu
hal yang ku ingat ketika mengenalmu bukan sekadar ketidaktahananku tentang cara
menyetirmu yang membuatku mual sampai membuatku berakhir dengan duduk di sampingmu.
Bukan sekadar tentang kesukaan kita tentang Muse. Melainkan lebih dari itu. Ada
sastrawan yang juga ikut terlibat disana, Dan Brown. Serta sastrawan dan
sastrawati lain yang akhirnya bergantian menjadi jembatan penyampai obrolan
kita. Jika bukan hanya banyak musisi lain yang juga ikut mengisi setiap sela
obrolan seru kita.
Maka ketika kemudian sebuah ‘pembicaraan di sela tidur’
menjadi sebuah jembatan yang begitu perlahan makin meng-eratkan kita,
terciptalah ikatan itu. Bukan hanya sekadar teman, bukan pula sahabat. Namun
kita juga tidak dapat menemukan sebutan lain untuk emosi yang tercipta itu.
Karena kau bukanlah kekasihku, begitu juga aku bagimu. Kisah bukanlah milik
kita semata. Ada orang – orang tersayangku yang lain yang terlibat didalamnya,
begitupun dirimu.
Satu tahun yang lalu. Tepat saat itu aku memulai untuk
menekuni kesukaanku menulis, walau impian indah sebagai penulis buku masih
entah melayang dalam anganku yang bagian mana. Dan aku telah berkali lagi melakukan
pengkhianatan besar kepadamu. Sekali lagi melewatkannya, hari lahirmu. Padahal
bila saja tiga tahun yang lalu itu aku di pertimbangkan untuk dapat berkunjung
bersama yang lain untuk merayakan hari jadimu yang sederhana, mungkin cerita
tak akan berakhir seperti ini. Padahal aku merasa sangat dibutuhkan untuk
memilihkan kado untukmu. Baiklah, penyesalan ini tak ada gunanya. Aku juga
sudah cukup menyesal, kau pun demikian bukan?
Maka ini adalah kesekian kalinya kau hanya akan merayakan
hari lahirmu, sendirian. Dan aku hanya akan mengucapkan dua baris kalimat yang
sempat kau sematkan pada salah satu jejaring sosialmu dulu. Meski saat itu
mampu membuatku kalang kabut penasaran mencari tahu siapa yang begitu istimewa
kau berikan ucapan begitu mendalam. Hal yang kemudian membuat semua
kesalahpahaman mulai berawal. Setidaknya itu menurutku.
Sekali lagi, ketika aku tak ada. Bukanlah arti aku tak
disana. Ku kirim doa selalu untukmu. Bahkan bila bahagiamu adalah kemudian
berarti harus berakhir dengan membenciku. Atau lingkaran ikatan itu mungkin
akan harus putus suatu saat nanti. Aku hanya akan ingat, bahwa kau tetap adalah
sebagai apapun untukku. Meski itu akhirnya kita tak akan mungkin bersama.
Tolong jangan marah, karena bila pilihannya bukan hati, aku mungkin akan lebih
mudah menyebrang ke arahmu.
…
Selamat ulang tahun, Jo
Dimanapun kau berada..
Panjang umur, sehat selalu.. dan bahagia Source |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar