Senin, 16 Januari 2012

Suamiku nanti

Suamiku, nantinya akan menjadi pria paling pengertian di dunia. Melebihi siapapun. Suamiku nanti, adalah orang yang paling mampu menghargai aku sebagai istrinya melebihi siapapun. Ia akan menjaga seluruh kehormatanku, kehidupan pribadiku, dan semua pemikiran-pemikiranku. Suamiku tentu tahu, bahwa apapun yang berhubungan dengan istrinya akan dijaga dengan segenap jiwa raga. Semua rahasiaku akan aman padanya, karena aku tahu, aku tak perlu khawatir suamiku akan menceritakkannya pada siapapun.

Ia, mungkin akan sedikit bawel karena mengkhawatirkanku yang memang tidak suka di kekang dan terlalu di atur. Tapi ia akan membebaskanku melakukan apapun kemauanku, karena suamiku nanti, adalah orang yang begitu mempercayaiku dengan segenap hatinya.

Aku nanti akan jadi istri yang tidak akan rewel menuntut ini itu padanya, karena aku tahu suamiku nanti pastinya akan lebih mengerti mengenai diriku. Aku yang tidak bisa masak masakan enak, mungkin nanti akan lebih sering merepotkannya untuk membeli makanan di luar. Lalu sesekali, pada waktu luang akan menghabiskan waktu bersama mempelajari masakan di dapur rumah kami yang sederhana dan nyaman. Aku mungkin akan menjadi istri yang begitu merepotkannya, tapi suami nanti pasti akan lebih sering tersenyum dan merelakan dirinya direpotkan olehku. Sebagai istri, mungkin aku akan lebih sering minta dimanjakkan olehnya.

Suamiku nanti, pasti adalah orang yang tidak akan mudah menceritakan mengenai keburukanku pada siapapun, bahkan teman dekatnya maupun keluarganya. Lalu ketika hubungan kami memburuk, suamiku pasti akan menjadi sosok yang paling dapat mengerti aku, dan lebih sering mengalah untukku. Karena suamiku nanti, adalah orang yang paling pengertian yang pernah kutemui. Suamiku yang tersayang.

Nanti aku tidak akan bisa melakukan pekerjaan rumah tangga dengan baik dan benar. Lalu suamiku nanti akan lebih sering mencuci piring dan melakukan bersih-bersih rumah. Aku mungkin akan memasak, karena bagaimanapun, suamiku mungkin tidak akan dapat memasak seperti aku memasak. Meskipun masakanku mungkin tidak seperti koki hotel yang terkenal, dan suamiku akan lebih sering berbohong untuk memuji masakanku yang amburadul.

Suamiku nanti, adalah orang yang pekerja keras. Yang akan rela melakukan apapun untuk kebahagiaan istrinya, tentu dengan cara yang halal :). Lalu meskipun aku nantinya akan tetap bekerja juga, tapi itu semua hanya untuk mengisi kekosonganku tanpamu yang bekerja seharian di luar. Jadi, meskipun aku bekerja dan juga memiliki penghasilan sendiri, tentunya itu bukan menjadi suatu prioritas untukku karena suamiku tentu telah memenuhi semuanya untukku. Jadi aku tidak perlu bekerja keras dan membanting tulang karena bekerja hanyalah sekedar untuk mengisi kekosongan waktuku bila suamiku bekerja.

Suamiku nanti, mungkin akan kesal padaku karena aku akan menjadi istri paling manja dihadapannya. Tapi suamiku nanti pasti tidak akan keberatan, mungkin ia bahkan akan tersenyum dan menertawaiku yang terlihat begitu menggemaskan untuknya. Lalu ia akan mencandaiku, sampai kita berdua tertawa. Dan akan tertidur sambil berangkulan.

Foto dapat dari sini





_____________
Ternyata saya tidak bisa berhenti menulis. Saya sedang begitu galau nya mengenai kehidupan pribadi, jadi menulis coretan semacam ini. :P Terima kasih ya buat semua yang mendukung saya untuk terus menulis. Maaf akhir-akhir ini pikiran saya kacau. Saya sempat sakit, dan kehilangan semangat menulis. Tapi saya akan menulis lagi, walau mungkin akan sangat jarang untuk update blog ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...