Aku bahkan masih merasa tidak akan pernah bisa lepas dari kisah dibalik kebersamaan kita. Semua awal yang terasa begitu baik itu, bahkan hanya meninggalkan sepintas angan pengukir sinis. Suatu saat nanti, seperti kau pernah katakan padaku.. mungkin aku akan pergi. Bila itu adalah saat kau tidak lagi dapat mempertahankanku seperti yang pernah kau janjikan dihadapanNya, Sang Maha Agung. Bila itu adalah saat kau sudah tak mampu lagi mengulur tali keistimewaan dalam menghadapiku. Bila saat itu adalah dimana kesabaranmu sudah mencapai titik nadirmu, sayang. Dan ketika itu adalah lukaku yang tak kunjung sembuh. Bahkan mungkin telah lama membusuk dan beku. Maka saat itu yang adalah saat penuh sesal untuk kita berdua. Untukmu. Untukku. Sekali lagi terhempas dalam kekejaman takdir yang tak mampu ditahan oleh siapapun. Termasuk para terkasihmu.
Aku pernah begitu terluka ketika kau menjadi begitu loyalnya pada kisahku, pada semua yang kau sebut mengerti. Pada mereka yang kau sebut peduli. Maka kau tanpa tahu bahwa aku juga bisa begitu terluka akan pengkhianatan, mulai menyebarkan semua kisahku, semua ceritaku pada mereka. Aku berusaha melupakan, bahkan tidak pernah sedetikpun terpikir mendendam. Karena aku benci menyimpan benci. Maka suatu saat kau akan tahu mengenai tempat ini. Tempatku mencurahkan semuanya. Tempatku berkeluh kesah, karena aku telah sendiri. Bahkan kau tak mampu membuka hatiku untuk mempercayaimu sepenuhnya. Setidaknya sampai tulisan ini kubuat. Ketika akhirnya kau mengetahui tempat ini. Apakah kau akan perlakukan sama seperti kisahku yang lain? Akankah kau sebar semua cerita yang telah pernah kutumpahkan disini? Akankah kau kembali sakiti dan khianatiku? Karena akulah yang kau tunjuk telah melakukan kenistaan itu terhadapmu. Bahkan jauh sebelum aku berpikiran kau mungkin juga melukaiku.
Suatu saat nanti kau akan tahu. Kau berkunjung. Kau membaca. Memahami. Menelaah. Mengerti. Dan mungkin marah. mungkin kembali mengutukiku. Kembali menyumpah peluh padaku. Pada apa yang kuakui dalam tulisan ini. Kau tak akan setuju. Kau tak akan menerima. Tapi mungkin kau hanya akan diam. Kau hanya akan terus membaca, mencerna, dan menanti apa yang selanjutnya akan tertuang dalam ruang sederhana nan sepi ini. Dari apa yang kurasakan dan kucoba sampaikan.
Tulisan ini, mungkin juga akan kau tumpahkan dalam lembaran kasar tinta yang tercetak rapih pada kertas putih polos sebagai buktimu untukku. Bahwa kau mengetahui segalanya tentangku. Tentang apa yang terlintas dalam pilihanku. Tentang keluhku. Dan tentang kenapa aku tak pernah coba sampaikan padamu. Kau tahu ketakutanku. Kau tahu lukaku. Dan bahkan kau mungkin sudah terlalu lelah untuk selalu coba mengerti dan memahamiku.
Rasa sayang, cinta.. dan semua perasaan terhormat dan menyenangkan itu. Entah sampai kapan akan benar-benar kau junjung dalam keagungan perasaan yang kau coba sampaikan padaku. Entah kapan aku akan dapat mengerti. Dan entah kapan kita akan dapat saling berhenti menyakiti.
Suatu saat nanti, bilamana kau tahu tentang ini. Entah sudah berapa orang yang kau hantarkan matanya untuk membaca. Membocorkan dan membagi semua yang seharusnya dapat kusimpan untuk diriku sendiri. Satu-satunya kesenanganku yang mampu menenangkanku.
I feel like a loser Source |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar