![]() | ||
No Friendship without a secret Source |
Aku mendengar tawa. Sekelompok remaja tanggung berseragam putih abu-abu bersenda gurau di sebuah sudut di salah satu koridor sekolah. Sesekali tangan tergenggam erat dengan binar mata memancarkan kebahagian. Bahagia. Atau setidaknya itu yang mereka pikir saat itu. Mereka sahabatku.
Dunia. Bagi kita mungkin seindah tawa yang terajut bersama ketika itu. Tak ada tangis, tak ada saling lempar kalimat menyakitkan, tak ada perasaan terkhianati. Semua hanya berisi tawa dan tawa. Remaja.
Tanpa sadar, kita tidak memperhatikan waktu. Genggaman tangan itu akan merenggang. Tawa itu akan menghilang. Dan binar itu akan meredup. Perlahan, kesadaran itu datang. Bahwa dunia tak melulu berisi canda dan tawa. Kita perlu dewasa.
Sahabat, kalian telah mengisi hariku dengan penuh canda dan tawa. tapi bukan itu yang aku butuhkan untuk dapat berjalan beriringan. Bukan hanya genggaman tangan saat aku hanyut dalam riang. Bukan hanya binar terang saat mata merasakan mentari. Tapi penopang tubuhku saat badai menerjang, saat matahari tak lagi sehangat dulu. Bagaimanapun, kita seharusnya saling terikat karena mengerti.
Kita berubah. Aku berubah. Pun kalian. Aku merindu. Tapi tak mengapa. Aku bisa tahan sakitnya. Meski tak ada kalian. Tapi luka tetap membekas. Bagaimanapun usahaku menghapusnya. Entah kapan. Esok. Lusa. Atau bahkan butuh lebih dari sepanjang pertemuan kita terdahulu untuk dapat kembali beriringan dalam senyum bersama. Tapi akan datang masa itu. Bagaimanapun, rindu tak dapat di tipu. Aku merindu. Tenanglah, aku tahu kalian pun sama.
*******
A hint of a smile
As your hand touches mine
No longer alone
I feel them entwine
As your hand touches mine
No longer alone
I feel them entwine
(Eventually, M2M-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar