Being happy doesn't mean that everything is perfect,
it means that you've decided to look beyond imperfections
(Unknown)
*******
Saya ini ada waktu untuk menulis. Hari ini. Dengan suara televisi yang tengah menayangkan FTV, dengan dia yang tengah tertidur dibalik selimut, dengan abang yang tengah sibuk dengan pekerjaannya, dan dengan kamu yang juga tengah bergelut dengan dunia maya.
Tapi saya tidak tahu hendak menulis apa. Akhir-akhir ini terlalu banyak yang menggelayut dikepala saya. Ada satu orang yang sampai mengatakan kalau isi kepala saya itu aneh. Saya itu aneh ya? Tapi abang tidak mengatakan itu padaku saat kuceritakan hal yang sama padanya, saat kebetulan ia tengah dapat dihubungi.
Sinetron di televisi itu sedang ada adegan tangis, entah, saya tidak begitu memperhatikan acara sinetron. Lagipula televisinya juga tidak menampilkan gambar yang bagus, suaranya juga krese-kresek, jadi makin malas memperhatikan alurnya. Hanya butuh suaranya agar ruangan ini tidak begitu sepi selain dari suara ketikkan keyboard.
Tibat-tiba kepala saya terbersit soal kebahagiaan. Ah, kebahagiaan. Saya lupa kapan terakhir kali merasa bahagia. Saya tertawa, kadang terbahak-bahak, walau lebih banyak terkikik. Tapi apa itu artinya saya tengah bahagia? Entah. Saya kurang begitu paham takaran kebahagiaan itu apa. Apakah jika saya sudah bisa tertawa terbahak-bahak artinya saya sudah merasakan bahagia? Bagaimana kalau tawa saya itu tidak dapat membuat hati saya menghangat?
Bahagia ya.. Banyak yang tertawa terbahak-bahak, tapi apa mereka bahagia? Saya ini orang yang mudah tertawa. Banyak hal yang mampu membuat saya tertawa, atau paling tidak terbersit senyum di ujung bibir. Kadang saya hanya menyunggingkan senyum untuk hal yang orang lain akan mengerutkan kening. Aneh ya? Mungkin.
![]() |
Source |
Ah, saya mungkin sedang aneh. Tempo hari sempat berujar galau pada abang. Dan abang seperti biasa tidak pernah bertanya lebih. Dia cukup mendengarkan dan itu menenangkan. Tapi tiba-tiba aku ingin merasakan bahagia. Seperti apa ya bahagia itu?
Adakah disana yang mengetahui bahagia itu berbentuk apa? Lagi-lagi saya aneh ya? Ah, apa saya aneh? Abang mungkin akan cuma merespon dengan 'Hmm', lalu membalikkan pertanyaan itu kepada saya lagi, 'Menurutmu kamu aneh?'. Ahh abang!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar