![]() | ||
To you there.. Source |
Anda.
Kita memang tidak saling mengenal dekat. Cukup saling tahu siapa saya dan siapa anda. Tapi sama sekali tidak berhak anda berurusan dengan urusan dalam kehidupan saya, sekalipun dalam nama persahabatan. Itu adalah urusan anda dengan dia, bukan dengan saya. Cukup anda urusi urusannya, jangan sekalipun menyentuh area pribadi saya.
Bahkan untuk apapun yang saya lakukan. Sama sekali bukan urusan anda. Tolong pahami, anda pun wanita seperti saya, dan bahkan tengah mendamba seperti yang saya juga tengah panjatkan doa. Tolong jaga tindakan dan langkah anda. Saya rasa saya sudah cukup menjaga diri saya sendiri dalam batasan perkenalan kita, walau tidak pernah terwujud dalam jabatan tangan. Entah kenapa perasaan saya selalu benar dalam menilai seseorang, dan anda bukanlah seseorang yang saya akan tempatkan dalam lingkaran saya. Sangat tidak penting.
Maaf, ini terdengar keras dan agak kasar. Saya hanya tidak tahan dengan sikap anda. Silahkan peduli dengannya, saya tak akan menghalangi. Silahkan membantunya, saya akan diam saja. Tapi tolong jaga pikiran dan ucapan anda. Jangan fitnah! Karena saya amat sangat sudah memberi toleransi dengan semua omongan anda tentang saya dalam lindungan kalimat yang diucapkan oleh wanita yang melahirkan anda. Ucapan dari seseorang yang memiliki ilmu diluar nalar. Dan itu salah. Salah besar. Hal yang bahkan membuat keadaan menjadi sangat salah. Dan saya benci. Saya benci fitnah. Saya benci kebohongan. Dan itu dapat membuat saya membenci anda walau saya itu tidak terjadi. Saya akan diam, tapi bukan berarti saya terima semua perlakuan anda. Saya tidak akan melakukan apapun terhadap anda, karena itu akan menjadikan saya sama rendah posisinya dengan anda.
Jadi, apakah hanya karena peduli, anda berlaku demikian terhadap saya? Apakah hanya karena alasan membantu, anda dapat bersikap demikian terhadap saya? Benar bukan karena perasaan lebih yang sempat tumbuh bahkan jauh sebelum saya hadir di tengah persahabatan kalian? Bahkan kalaupun benar, saya tak akan melakukan tindakan apa-apa. Silahkan bersamanya, dan bahagialah. Jika pun tidak terjadi, kalian belum berjodoh, mungkin itu kata yang lebih tepatnya. Maka berhentilah bersembunyi dibalik kata persahabatan, atau kalimat dengan dasar ilmu diluar nalar yang dilontarkan oleh wanita yang melahirkan anda. Itu menggelikan, dan menjijikan. Seperti kurang luas pandangan anda mengenai keberadaan Tuhan yang lebih dari segalanya.
Ini hanya saran. Mulailah berlaku terhormat. Bijaksanalah dalam berpendapat. Anda sama sekali tidak tahu apa-apa yang terjadi dengan saya maupun dia yang anda akui sebagai sahabat. Anda bermunajat, maka bermunajatlah yang benar, mintalah padaNya yang memiliki kekuasaan itu. Sama seperti yang tengah saya lakukan. Carilah cara terhormat dan terpelajar yang sesuai dengan jenjang pendidikan yang anda enyam. Istiqomahlah, dan berlakulah pintar, bukan picik. Cerdaslah. Dan bermain dengan cantik. Belajarlah melihat dengan mata hati anda sendiri, tidak perlu mengandalkan orang lain yang sama sekali tidak tahu menahu. Lakukan jika memang anda ingin menjadi lebih baik, atau tinggalkan jika anda merasa tidak lebih terhormat dari saya. Dan sekali lagi, ucapkanlah di depan saya, itu lebih melegakan dan sedikit dapat mengembalikan derajat anda di mata saya. Saya akan terima dengan hangat dan senang hati jika anda memiliki keberanian seperti itu. Cobalah.. dan uruslah urusan anda sendiri.
Sekian.
*******
Aye, it's my brave belief
That grateful we should be,
Since in the heart of grief
Is love and sympathy,
We do not weep in vain,
So let us kiss the rod,
And see in purging Pain
The Grace of God
That grateful we should be,
Since in the heart of grief
Is love and sympathy,
We do not weep in vain,
So let us kiss the rod,
And see in purging Pain
The Grace of God
(Robert William Service)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar