Kamis, 25 Agustus 2011

Another Scratch

Masihkah akan kamu menoleh?
Source



 
I can’t concentrate today.
These all really knock me down.
I don’t know how to handle all this mess alone.
Even when you said you’ll never gonna leave.
The truth is, I made you left.
Something that I would regret one day.

*******


Hi dewa!
 
Apa kabar kamu? Pasti sibuk ya, bukan sibuk mikirin aku kan? Hehehe.. Maaf, candaku bukan pada tempatnya kali ini.
Aku tadi sengaja melewati kantormu saat pulang, berharap bisa melihatmu walau sekilas, tapi kayaknya kamu udah pulang duluan karena aku kemaleman pulang kantornya. Atau mungkin kamu ndak mampir dulu ke kantor, tapi langsung pulang dari tempatmu ditugaskan. 

Gimana pekerjaan hari ini? Tes nya berjalan lancar kan? Maaf aku ndak sempet tanya sama temenku apa itu UAT. Aku abis sakit kemarin, terakhir kita ngobrol di telpon tempo hari dan berakhir dengan saling menyakiti lewat sms itu..kau berhasil memporak-porandakan semuanya. Aku udah bukan cross-twisted lagi, tapi pikiranku malah luluh lantah. Aku nangis lho semalaman sampai mataku bengkak segede bola pingpong. Belum pernah aku nangis seperti malam itu, sampai akhirya aku muntah karena ndak bisa menghentikan aliran kristal bening dari kedua manik mataku. Itu semua salahmu! Hasilnya, aku bolos kerja karena ndak mungkin ke kantor dengan tampang kusut dan mata bengkak seperti kodok. Apalagi kepalaku pusing sekali akibat ndak tidur karena ndak bisa berhenti nangis. Lagi-lagi aku akan menyalahkanmu karena telah membuatku seperti itu. Ya! Semua salahmu!

Kenapa sih kau jahat sekali hari itu? Seharusnya predikat itu kan melekat padaku yang telah meninggalkan bekas tak termaafkan dihatimu, tapi rupanya aku salah kira. Kau bisa lebih membuatku merasakan perih tak tertahankan. 

Aku kalah… 

Untuk itu aku memutuskan untuk menghindarimu. karena rupanya aku terlalu sayang tuk melihatmu menyakiti dirimu sendiri, yang pada akhirnya aku malah menuduhmu melakukan itu untuk memberikan efek lebih menyedihkan untukku. Untuk menyalahkanku karena telah membuatmu melontarkan lelucon yang dengan argumenmu katanya hanya bermaksud untuk kau terima sendiri. Tapi maaf dewa, alasanmu sama sekali ndak bisa kuterima. Sebut aku terlalu sensitif atau bodoh, tapi aku merasakan sakit yang lebih sakit dari yang kau rasa dengan semua kebaikanmu selama ini. Walau terlalu sering kau bilang bahwa kau tak apa, kau baik-baik saja, kau melakukannya dengan ikhlas tanpa tujuan apapun. Sama saja, aku yang paling tau hatimu terbuat dari apa. Karena bahan dasar hatikupun dibuat oleh Tuhan yang sama seperti yang kau sembah selama ini.
Jangan khawatir dewa, aku ndak membencimu kok. Aku bahkan terlalu menyayangimu sehingga aku merasa ndak akan pernah sanggup melihatmu memikul bebanku seperti yang selama ini kau lakukan untukku. Aku ndak tau sampai kapan aku akan seperti ini, tapi kau sudah terlalu banyak menjadi bentengku, menjadi matrasku, menjadi payungku, dan semua yang kubutuhkan saat aku melemah, tersesat, terseok, terpuruk, bahkan terjatuh. Aku sudah terlalu banyak merepotkan dewa, sahabat terbaikku, sahabat tersayangku, sosok yang menempati tempat tersendiri dihatiku melebihi dari dewa-dewa lainnya. Posisimu mungkin sedikit dibawah pemimpin yang nanti akan dikirimkan Tuhan untukku, yang sering terlontar dari mulutmu untuk meledekku. Tapi itu bukan berarti kau tidak seistimewa itu, kau pasti tau mengapa, ya, karena posisi pemimpinku itu memang sudah ditakdirkan Tuhan untuk lebih berkilau dimataku dibandingkanmu, siapa yang berani menyangkalNya? Toh nanti saat kau memimpinpun kau akan menempati posisi itu.

Aku pergi ya..dan entah sampai kapan aku akan berani menampakkan wajahku kembali dihadapanmu, memperdengarkan suaraku kembali di telingamu, atau mungkin meninggalkan sedikit rasa perih pada lengan atau punggungmu yang sering kupukul dan kucubiti. Mungkin aku akan pergi selama-lamanya dari hidupku kalau kulihat atau kurasa kau memang sudah tidak membutuhkanku lagi. Mungkin..dengan aku pergi kau akan menemukan kembali kekuatanmu, menemukan kembali dirimu yang sebenar-benarnya, menemukan kembali apa yang selama ini kau cari. Dan bahkan bila diperlukan untukku menghilang selamanya dari hidupmu tuk menebus semua itu, aku mungkin akan berusaha menelannya bulat-bulat, agar pait itu tak perlu begitu terasa. Jangan khawatir dewa, aku akan baik-baik saja tanpamu, setidaknya dengan begitu aku akan belajar untuk lebih mandiri dan tidak terlalu bergantung padamu, seperti yang selama ini kulakukan. Kalau memang suatu saat nanti kau telah menemukan seseorang yang akan kau pimpin, dan saat itu kau merasa sudah tidak perlu lagi kehadiranku karena sudah merasa terbiasa dengan kehadiranku, aku akan terima. Mungkin memang sudah sepantasnya aku benar-benar menghilang dari hidupmu setelah apa yang kulakukan selama ini terhadapmu.

Hhh, aku pasti akan dibenci temen-temenmu yang kenal aku. Maaf ya dewa, aku benar-benar menyakitimu ya? Kau kenal aku kan? Kau juga pasti tau aku akan mengalami masa-masa sulit saat nanti benar-benar lepas darimu. Sekarang aja aku ndak bisa menahan tanganku yang tak henti gemetar saat menulis kalimat-kalimat menyakitkan ini. Kau tau pasti aku emang lebih payah dan lebih lemah daripadamu kan..terima kasih karena menempatkan posisiku begitu istimewa dihatimu, sangat tersanjung sekaligus sakit mendengar kau sampai harus berubah jadi androgyny di hadapan ibumu hanya karena aku. Mungkin itu termasuk salah satu alasan aku memilih untuk mengambil keputusan ini, juga merupakan alasanku mengirimimu sms yang kau akui ndak bisa kau artikan.

Emosional? Mungkin, tapi aku ndak melihat cara lain untuk membuatmu terbebas dari beban yang membuatmu menyalahkan dirimu sendiri, untuk alasan apapun terhadap apa yang terjadi padaku.
Baik-baik disana ya dewa, jaga kesehatanmu, jangan keseringan tidur larut, nanti susah kalau mau absen, ingat tuk membiasakan diri absen tanpa harus di kirimi alarm, lalu kumohon dengan sangat untuk berusaha bagaimanapun caranya menghindari yang shubhat itu saat kacau melandamu ya..untuk makan, kau kan punya maag, kumohon..perhatikan juga yang satu itu, minumnya juga yang bener ya, jangan kebanyakkan minuman bernatrium benzoat atau apalah itu yang banyak ada di dalam minuman kemasan yang berwarna. Janji ya dewa, seenggaknya suatu saat nanti, saat kau benar-benar membenciku atas perlakuanku, kau tidak melewatkan sedikitpun apa yang kuingin kau tuk baik-baik disana, saat aku benar-benar tak ada, saat kau benar-benar tak mau menemuiku. Atau saat masing-masing mulai merasa nyaman dan tidak memerlukan satu dan yang lainnya. Bukannya aku menyombong, tapi kau yg paling tau diriku, aku bisa pastikan aku hanya akan bisa tersenyum atau bahkan tertawa tuk menutupi kelemahanku atas kehilangan keterbiasaan denganmu. Sungguh aneh, tapi aku ndak pernah merasa sebergantung ini pada seseorang yang kukenal hanya dalam waktu kurang dari setahun, hal yang berbeda dengan voldemort. Tapi aku akan belajar, kau tau kan aku cum laude?

Kamu yang bahagia ya disana..kalo boleh aku minta sedikiiiit aja, ingat aku ya..walau cuma sebentar, walau cuma sebagai 'bekas sahabat'..

Akan ada yang ku 'ceritakan' padamu suatu saat nanti, cerita ndak begitu penting mungkin, tapi cukup memberikan pengaruh atas terbentuknya diriku yang sekarang. Sayang sang waktu ndak mau sedikit berbagi tempatnya untukku menumpahkan semua, atau mungkin karena keberanianku yang mulai surut di rebut kenaifan dan kebodohanku. Kau tunggulah, aku hanya butuh waktu untuk merangkai sedikit setiap alphabet itu menjadi rangkaian kata dalam beberapa kalimat panjang lainnya yang bermakna, yang mungkin kau ndak akan bisa artikan, sama seperti tulisan ini mungkin..

Terakhir, maaf ya untuk semua yang selama ini ndak sempat terpenuhi, semua janji yang sempat terlontar yang mungkin harus aku ingkari atau ndak mampu terlaksana karena keputusan bodohku. Nanti, suatu saat..saat kau menemukan kebahagiaanmu, kalau kau masih membutuhkanku, kau tau kemana menemuiku..i tupun jika kau mau.. dan mungkin saat itu kita bisa menertawakan kebodohan masing-masing..

always at your service your highness, whibsib
 Baik-baik ya dewa…

Without wax, always
..fnt

*******

Tulisan itu pernah aku publish di blog ku yang lain. Tempat dimana aku biasa menorehkan coretan-coretan manja ku. Kali ini terpaksa aku letakkan disini. Aku tidak tahu harus bagaimana lagi mengutarakan maksudku. Terlalu buntu otak ku. Maafkan..


And you say I only hear what I want to
I don't listen hard
Don't pay attention to the distance that you're running
To anyone, anywhere,
I don't understand if you really care
I'm only hearing negative
(Stay, Lisa Loeb)


>>

I remember,
When i first post this writing, you came to look after me
Now i think i just can dream about you.. to look after me

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...