Selasa, 03 April 2012

(un) Invited

Saya memang sedikit kaget mendengar kabarnya. Kami memang tidak begitu akrab. Hanya kebetulan berkenalan dengannya ketika dulu bertemu. Saya juga jarang bicara dengannya. Teramat jarang malah. Mungkin sesekali melalui YM atau bahkan bila kebetulan sedang sama-sama online, kami akan bisa tidak saling sapa. Tapi.. saya merasa akrab dengannya. Karena kami cukup lumayan beberapa kali menghabiskan waktu bersama, setidaknya itu menurut perasaan saya.

Dan ketika saya mendengar kabar itu melalui orang lain, sementara ia memiliki akun yahoo saya. Yah, saya mungkin tidak begitu diperhitungkan keberadaannya. Sudah biasa. Bila saat itu berteman akrab, lalu kemudian terjadi sesuatu yang sama sekali tidak melibatkan kami, melainkan karena suatu hal diluar pertemanan kami maka selanjutnya hubungan itu merembet ke pertemanan kami. Setidaknya itu yang saya rasa. Saya tidak punya masalah dengannya, menurut saya. Saya punya masalah dengan teman dekatnya. Dan mungkin ia hanya ingin menjadi sosok teman yang toleran dan bersimpati sehingga memilih untuk memasang jarak itu juga dengan saya. Tak masalah.

Saya biasa diperlakukan seperti itu. Pernah begitu dekat. Lalu kemudian seperti terlupakan begitu saja tanpa merasa melakukan kesalahan, atau bahkan diberitahu telah berlaku salah apa. Tidak diundang ke pernikahannya tak apa. Saya juga pernah tidak diundang di berbagai pernikahan orang-orang yang saya anggap teman, tapi kemudian di setiap hari bahagia selalu melupakan saya, tapi berbondong-bondong datang saat mereka mengalami kesulitan maupun kesedihan.

Saya bilang padanya untuk tidak melakukan apa yang dulu pernah dilakukannya padaku agar aku terkesan terundang.

Tidak perlu harus menyinggung namaku untuk mengingatkan. Karena tanpa harus diingatkan, seamnesia apapun mereka, aku merasa tidak  mungkin terlupakan. Aku bisa seyakin itu karena aku merasa berada di lingkaran mereka. Entah jika mereka merasa aku tidak pernah berada satu lingkaran dengan mereka.

Maka, aku lebih baik diam. Tak perlu belas kasihan siapapun untuk membuatku merasa diperhitungkan. Agar aku tidak merasa seperti tamu yang tak diundang. Sudah cukup kejadian di pesta Mas Sigit. Aku tidak butuh perhatian berdasarkan belas kasihan seperti itu.

Terkadang saya merasa seperti tempat sampah. Tidak bisakah orang-orang memisahkan hubungan secara profesional? Bila kau punya masalah dengan temanku, maka kau juga ikut memusuhiku karena kau ingin menunjukkan kesetiakawananmu. Lalu bila akhirnya temanku ini berhubungan baik lagi denganmu, maka kau pun akan berhubungan baik lagi denganku. Kekanakkan.

Saya bukannya iri. Ini lebih seperti.. tidak pernah terlihat. Bahwa kita pernah setidaknya bukan hanya berkenalan beberapa detik saja. Tapi telah beberapa kali menghabiskan waktu bersama. Bukannya hanya berkenalan sesaat kemudian tidak pernah bertemu lagi. Kalo itu sih saya juga tidak akan keberatan dianggap tidak pernah hidup sekalipun.

Sudahlah.. selamat berbahagia Huri, Indah, Suarli, Sofie, Mas Topan, Uci, Adit, dan siapapun nanti yang akan memperlakukan saya seperti tidak pernah terlihat lagi. Setidaknya Ria, yang dianggap tidak pernah begitu baik sebagai teman masih mau mengundang walau hanya melalui lisan.


..Feb'12





May you all live happily ever after. Ini tulus. Tak butuh undangan untuk sekedar doa kan?
Foto dari sini



Ditulis persis setelah mendengar kabar Adit akan menikah. Kabar yang bukan datang dari orangnya langsung. Dan semua kepingan kekecewaan itu melintas sehingga saya tak tahan untuk tidak menumpahkannya dalam tulisan.


_________
Ternyata saya diundang. Lewat YM nya Adit mengungkapkan rencananya. Saya berharap ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan ia sebagai sahabatnya. Saya sungguh terlalu sibuk dan hampir tidak bisa browsing sekedar untuk membuka internet. Masih juga belum mampu membeli sekadar modem murah untuk browsing dari kontrakan. Sibuknya jadwal kantor dan berbagai macam project pribadi seperti jualan ini juga menyita perhatian saya. Yah.. terpaksa saya memilih salah satu dari draft yang ada.

Semoga besok bisa lebih pintar mengolah waktu :)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...