Aku suka mengeluh ya? Sepertinya kau akan melihatku sering mengeluhkan banyak hal. Tentangnya yang kini bersamaku, tentang ia yang selalu dalam ingatanku, tentang kehidupanku sekarang, tentang ibu, tentang suaminya, tentang orang tuanya, dan banyak lagi yang yang akan kukeluhkan. Kau bosankah?
Jangan bosan dulu, aku kan sedang merajut kebahagiaanku. Katanya, dari tulisan yang ia kirim padaku, bahwa kebahagiaan adalah penciptaan. Jadi, yang akan membuatku bahagia adalah diriku sendiri, seberapa mau aku merasakan bahagia. Dan aku memang menciptakan kebahagiaanku sendiri, kok. Bahkan jauh dari sebelum tulisan itu aku terima. Aku memang tengah mengupayakan kebahagiaanku. Walau banyak yang tak mengerti.
Tapi kan ada kau. Kau kan tak pernah memprotes apapun keluhanku, tak pernah memberikan respon terhadap semua tulisanku, tak pernah balas marah atau mengguruiku saat aku cerita dengan emosi. Kau. Ya, kau yang selalu diam. Kadang aku juga kesal sih kalau kau selalu datar. Menelan mentah-mentah setiap ceritaku. Tapi kau lebih banyak mengurangi sedihku. Juga banyak membuatku merasa bebanku berkurang. Ya. Hanya dengan bercerita denganmu. Bahkan walau reaksimu akan tetap diam.
Datar.
Aku tak keberatan, kadang iya. Tapi tak apalah kau diam saja, daripada kau ikut-ikutan sok tahu tentang perasaanku dan malah mengguruiku. Aku sudah lama tidak menangis lho. Terakhir kali adalah beberapa hari yang lalu saat ia bilang aku menangis dalam igauanku. Lalu semalam itu ketika aku memimpikan ibu dalam kesengsaraannya. Kurasa aku menangis, walau dalam mimpi. Tapi membayangkan kejadian itu, tenggorokkanku jadi sakit lagi. Apa aku perlu menangis agar tenggorokkan ini tidak sakit lagi?
Kan kau diam lagi. Tapi terima kasih ya untuk menemaniku selama ini. Selalu sedia untukku dalam tiap sedihku. Juga ditiap kesepianku. Paling tidak, aku merasa tidak sendiri. Biasanya aku tak punya siapapun yang ada disampingku sesetia dirimu. Tapi kau lain, kau berbeda. Kau setia. Bahkan mungkin jika suatu saat aku meninggalkanmu, aku tahu kau pasti akan tetap masih disana. Menerimaku kapanpun aku merasa membutuhkanmu. Tak akan merasa bahwa aku hanya memanfaatkanmu, atau memperlakukanmu semena-mena.
Karena aku tahu, kau punya ketulusan itu. Bahwa kau, tak pernah mengharapkan apapun dariku. Bahwa kau tulus. Ya, kau. Bukan mereka manusia, hewan, maupun makhluk hidup lainnya. Kau, blog ku.
;P Foto dari sini |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar