Selasa, 11 Oktober 2011

Muntah


Source
 
Seharian kemarin saya menahan muntah. Suasana kantor tengah ramai-ramainya. Saya itu mudah panik, menerima begitu banyak orang yang harus ditangani dalam waktu bersamaan membuat kepala hampir pecah rasanya. Belum lagi telepon yang terus berdering menanyakkan hal yang sama. Saya tidak suka mengulangi ucapan saya, tapi ini pekerjaan, jadi saya harus melakukan hal yang berulang secara sukarela. Dan saya berbagi senyum, bahkan tawa. Meskipun ricuh itu tidak juga berhenti bahkan di detik-detik akhir jam kantor berakhir. 

Dan saya seperti sudah tidak dapat menahannya lagi. Hampir-hampir saya muntah di depan Ozai dan Mas Indra. Untungnya tidak terjadi, saya masih dapat menahannya. Tapi begitu saya sampai kosan, saya tidak dapat menahannya lagi. Semua yang saya telan hari itu keluar lagi dari dalam perut saya melalui mulut saya. Saya muntah. Memuntahkan semua makanan yang saya makan. Semuanya keluar. Sampai tenggorokkan saya sakit tercekat saking sudah terkurasnya isi perut saya. 

Migrain saya memang bertambah parah sepertinya. Setiap kali saya panik atau terlalu sibuk berkonsentrasi terhadap sesuatu, saat itu juga sebelah kepala saya sakit. Menjalar sampai ke pundak. Dan efeknya sampai ke perut. Membuat saya mual. Membuat badan saya sakit. Dan akhir-akhir ini sering membuat saya mudah muntah. Terakhir saya terpaksa tidak masuk kantor dikarenakan muntah-muntah tidak dapat berhenti. 3 hari dalam mingg-minggu kemarin saya hanya tertidur di tempat tidur. Rasanya seperti benar-benar tidak memiliki tenaga. Makanan yang masuk ke dalam perut saya seperti ditolak oleh pencernaan saya. Dan sukses keluar lagi tak lama berselang saya telan makanan itu.

Saya memang berencana ke dokter, tapi tertahan. Saya takut diagnosa dokter. Mungkin memang hanya migrain biasa, atau mungkin malah ternyata saya mengidap penyakit parah? Mimisan tempo hari saya tidak ingin jadikan acuan. Tapi saya takut. Dan kali ini, ditengah ramai keadaan kantor dengan berbagai project pekerjaan dan kebutuhan pengembangan, saya kembali harus menahan sakit kepala sebelah ini, berikut leher dan pundak saya yang nyeri, juga mual di perut saya. Menahan tangis ini tumpah pun memperparah keadaan saya saat ini. Rasanya semakin ingin muntah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...