Iya. Rasanya ingin tenang seperti itu.
Beban ini semakin memberatkan pundakku saja. Masih sendiri, menanti rahim dititipi anak oleh Yang Kuasa. Menjadi bagian dari kekacauan kerasnya Jakarta. Menghamba pada ketetapan yang tidak pasti, seperti gaji.
Aku ingin rasanya jadi istri saja. Yang bisa dirumah menunggu suami pulang kerja. Yang memiliki ketidakpastian jam kerja dikala menyelesaikan pekerjaan rumah. Yang mampu berbahagia sambil mengasuh buah hati tersayang.
Namun, jika aku berhenti saat ini. Lalu siapa yang akan jadi penyokong untuk ibu, simbah, untuk adik-adikku.. dan untuk hidupku?
Aku semakin menua sepertinya.. Dan semakin cepat lelah.
Source |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar