Selasa, 11 September 2012

To hold the rope

Jika saja kau tahu, ia tak pernah sekalipun mengatakan menyesal bersamamu. Bahkan dalam setiap drama dan kisah buruk yang pernah mengambil alih salah satu babak dalam hidunya. Karena meskipun cintanya telah terpasung, ia tetap memilikimu dan memilih bertahan denganmu. Karena sesungguhnya keyakinan itu ada. Karena setidaknya ia pernah merasakan nyaman itu. Karena ia telah memilih.

Jika saja kau menyadari. Dalam setiap kecil tindakannya, adalah bukan hanya untuk kepentingannya semata. Karena ia ikut memikirkan kehidupanmu, keluargamu. Namun bukankah tidak hanya kau yang memiliki keluarga? Dan bukan hanya dari sisimu yang selalu memiliki masalah. Karena itu dewasalah. Belajarlah menyamaratakan. Dan melihat secara keseluruhan. Dengan mendalam.

Karena kau tidak perlu harus mendengar, melihat, atau merasakan langsung untuk sekadar mengetahui. Gunakanlah perasaanmu. Putarlah otakmu. Kompromilah dengan nalurimu. Dan kau akan mengerti posisinya. Ia wanita.

Tak harus selalu bersikap manis terhadap semua sikap buruknya. Cukup diam dan tenangkanlah. Tak mesti melibatkan materi untuk menyenangkannya. Gunakanlah ketulusanmu. Karena ia akan merasakannya. Jika kau kesal, limpahkanlah kesalmu dalam hatimu. Dan dengan demikian, meskipun ia mengetahuinya, ia akan diam. Karena kau tidak mengungkapkannya. Namun, jika kau ingin mengutarakan kecewamu, ungkapkanlah selembut mungkin. Karena ia tidak berhak kau beri kalimat ketus, maupun sikap dan bahasa tubuh yang hanya akan membuatnya semakin keras hati.

Semudah itu. Namun kau juga memiliki ego. Kau yang juga memiliki emosi. Mungkin akan terasa sulit kau lakukan. Karena kau lelaki. Bagaimanapun, diantara besarnya perbedaan ini. Entah sampai kapan mereka akan saling bertahan. Kau dengan kelemahanmu, ia dengan kelamahannya. Mungkin menyakiti, atau membahagiakan. 



You'll never know, will you?
Source

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...