Selasa, 27 Desember 2011

..dan si merah

Kamu tau kenapa hari itu aku menghubungimu? Tidak pernah sepagi itu aku menghubungimu bukan? Setidaknya, jarang jika aku akhirnya harus mencarimu bila kamu tidak menyapaku lebih dulu. Karena aku butuh tahu. Tentang apa yang tidak mampu kulihat dalam alam sadarku, yang terangkum secara buram dalam alam bawah sadarku.
..... 



Ini tentang L, juga tentang wanita berbaju merah itu.

Aku perlu memastikan, bahwa wanita yang kulihat duduk di sebelahmu dalam mobil itu adalah dia. Mungkin salah, mungkin juga benar. Karena berita yang selanjutnya ku tahu sebagian besarnya adalah tentang L, kamu, dan dia.
Jadi disanalah aku, mengelus L yang tampak kotor. Sepertinya kamu juga jarang mengurusnya, atau tidak sempat. Didalamnya aku bisa menemui situasi muram, seperti gambar pada foto yang di set demikian lama. Aku, berada di belakang, bukan tempat biasa aku duduk, karena sudah ada yang menempatinya. Wanita itu hanya mampu kulihat sosoknya, karena fokusku adalah kamu yang tengah menyetir.

Aku melihat kuku, sempat melihatnya sekilas sebelum berpindah ke dalam pangkuannya. Dekorasi didalamnya masih sama walaupun suasana itu muram. Ada duka disana, kepedihan yang aku tak tahu. Masih bisa kulihat Dora yang akan bergerak mengikuti cahaya yang menerpa nya, tetap saja muram suasananya. 

Aku, berusaha melongok dari tempatku duduk. Persis di belakangnya, hanya demi melihat siapa yang menduduki tempat biasa aku duduk. Lalu suasana itu, ramai. Semua berpakaian hitam, dan muram. Aku.. Masih belum dapat melihatnya. Bahkan sampai aku terbangun.
....



Mestinya ketika aku terbangun, aku akan mengira bahwa aku merindukan L, juga Kuku. Karena sejujurnya aku begitu merindukan mereka.
Namun suasan muram dan kehadirannya yang tak mampu ku singkap bayangan wajahnya lah yang mengganggu pikiranku.

Selanjutnya kamu tahu kabarnya. Aku mencarimu, bahkan kemudian tanpa perlu kutanya, kamu sendiri yang menceritakan kondisinya. Kamu tahu kesalku? Bahwa sebagian yang kulihat itu benar. Aku kesal ketika aku benar. Apalagi untuk hal yang tentangnya. Si merah yang masih juga mendapatkan toleransimu bahkan ketika kamu sendiri merasa demikian tidak diperlakukan baik olehnya. Bukan penghormatan terakhir yang membuatku keberatan. Tapi kemampuanmu memutuskan sikap tegas apa yang pantas untuknya yang ku keluhkan.



"Talking about being assertive to yourself, done it to her? Or because I've known nothing about the story of both of you"



Foto dari sini




____
Catatan ini saya temukan pada draft yang tidak jadi saya publikasikan pada waktu itu. Tadinya saya pikir ini tentang si merah, tapi mungkin semakin berjalannya waktu, sosok itu bisa mengarah ke sosok yang lain..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...