Sebenarnya jika saja kau, aku lebih bersabar.. mungkin aku bisa sedikit
memperbaiki keadaan. Aku tahu terlalu mimpi jika
menginginkan kesediaanmu menerima perlakuanku seperti Jacob
terhadap Bella dan Bella terhadap Jacob. Tapi tidak bisakah kau
lihat lebih luas bahwa kita bukan hanya sebatas ini saja?
Paling tidak kita pernah berbagi cerita tentang segala
hal. Mengenai sakit hatimu, mengenai lukaku. Bahkan hal paling
busuk lainnya.
Namun
aku juga menyadari bahwa sikapku terlalu semena-mena
terhadapmu, dan ini mungkin memang sudah menjadi apa yang
seharusnya kuterima. Ada saat dimana aku seperti begitu terbawa
oleh keadaan diantara Jane dan Billy yang mengingatkanku
pada situasi kita sebelumnya.
Aku
memang tidak mungkin memintamu untuk lebih banyak lagi
berkorban. Bahwa kenyataannya kau adalah satu-satunya orang yang
paling kupercaya, dan kini yang telah pergi, itu aku harus
terima. Bahwa kau adalah tempat dimana aku selalu
mencurahkan semua perasaanku, yang kini telah berubah, itu
juga aku telah terima.
Marahlah
semaumu. Berlakulah semaumu. Kali ini aku tidak akan lagi
berusaha ‘mengatur’ bagaimana kau harus bersikap, bagaimana kau
harus berlaku. Kau. Bebas.
Aku
ingat dulu aku mengatakan padamu bagaimana jika aku
benar-benar marah padamu. Maka kau lihat sendiri kontak pada
blackberry messengermu sudah tak ada lagi namamu, juga tempat
lain dimana kau mungkin akan dapat melihat ‘kehadiranku’.
Semua sudah hilang bukan? Tak perlu repot mengecek, karena
belum tentu juga kau menyadarinya.
Sana
jadi Dewa. Tebus semua ambisimu bersama egomu yang
kekanak-kanakkan dan biarkan aku ‘ember’ disini tanpa harus
memikirkan reaksimu. Ini pilihanku, seperti kau tetap keukeuh dengan visimu. Termasuk pilihanku untuk melupakanmu dan berbahagia dengannya yang kucinta.
Sebut
aku iblis, atau sesukamu. Aku hanya akan beranggapan kau
tak pernah ada. Dan YA! Aku marah! Terlalu marah sampai aku tidak
bisa berpikir lakon apalagi yang kau tengah jalani. Bahkan jika
kemudian kau sakit, sakitlah sesukamu. Kau juga tak peduli
jika aku peduli.
Gaby, ia mungkin hanya ia yang tidak akan masalah dengan dirimu yang sekarang. Ia adalah ally terbaiknya bukan? Maka mungkin hanya dia yang tidak akan pergi darimu.
Aku
memang tak akan pernah bisa jadi Lady in Red atau
siapapunlah yang mampu memperlakukanmu selayaknya kau
memperlakukan mereka. Aku tidak sesabar itu, tetapi setidaknya
aku memilih untuk berhenti menjadi si ‘berengsek’ untukmu
yang hanya akan datang dan pergi sesukanya tanpa peduli
perasaanmu. Aku akan pergi selamanya darimu. Agar kau tenang.
Aku
yang batu, dan sedang begitu panasnya menghadapi sikapmu,
bahkan saat kita sudah tak pernah lagi bicara. Sungguh bila
mampu ingin kulemparkan semua sumpah serapah itu ke wajahmu. Sungguh!
Bet you never felt that way 'bout me.. Source |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar